Kamis, 05 Mei 2016

Even we stop to make contact each other, but never do I stop to pray for you



....


Waktu itu memang tak sengaja mengenalmu, namun membangun komitmen tentang hubungan kita itu beda lagi, hal itu kita rencanakan dengan matang dan jauh dari kata tak sengaja. Mengenali mu hal yang sulit, terlebih aku tidak pandai menerka seseorang yang bahkan tak bisa kulihat wujudnya. Kau maya, tidak nyata..

Beberapa bulan kita habiskan bersama, ada hal yang ku pelajari dari mu. Pertama kalinya belajar untuk wajib membagi kabarku kepada orang lain, suatu kebiasaan yang tak pernah kulakukan sebelumnya. Jujur saja pada bagian itu aku sedikit kesulitan bahkan aku sering gagal melakukannya. Lalu tanpa kusadari juga, kau mengajariku untuk mengucapkan namamu dalam doa ku. Untuk hal yang satu ini tidak sulit bagiku justru bagian ini menjadi salah satu favoritku. Banyak hal yang kuperbincangkan dengan Tuhan tentang mu, mulai dari permintaanku untuk menjaga mu sampai akhirnya ada waktu aku bertanya tentang keputusanku untuk melepaskan mu. Entah darimana datangnya pertanyaan itu, tapi kurasa mengalir begitu saja. Ketika ku tanya, Tuhan juga hanya diam. Entah Ia setuju atau tidak.

Tidak lama setelah ku mempertanyakan hal itu pada Tuhan, banyak hal tidak menyenangkan diantara kita. Perbedaan pendapat sering menjadi alasan untuk membuat pertengkaran. Sehari dua hari kadang kulakukan untuk tidak berkomunikasi demi meredam ego. Namun kadang-kadang rindu menjemput ku untuk membalas chatmu. Banyak usaha yang kau lakukan dan membuatku kagum. Tapi kagum saja tak cukup untuk menjadi fondasi kita, sejauh mengenalmu tak kutemukan makna dari hubungan kita. Hingga pada akhirnya tekad kita bulat untuk memilih jalan masing-masing.

Setelah keputusan itu, beberapa hari tanpamu dan spam chat yang dulunya sering bertubi-tubi tak bisa kupungkiri membuatku kepalang rindu. Aktivitas yang dulu pernah menjadi keharusan memberimu kabar kini tak lagi kulakukan. Menjadi sangat canggung sekali bahkan ketika ditengah sibukku tanpa sengaja aku melirik telfon genggam yang ku sadari tak akan ada lagi kabar darimu. Aku paham seiiring waktu nantinya akan membuatku terbiasa kembali.

Tapi sekalipun sekarang aku sedang berusaha menghentikan kebiasaan yang sudah terlanjur menjadi rutinitas. Ada hal yang tidak coba ku hentikan, yaitu mendoakan mu. Percakapan rutin malam dengan Tuhan masih kulakukan, tak begitu banyak lagi yang ku diskusikan tentangmu. Namun aku selalu meminta padaNya untuk menjaga mu, ku harap doaku bisa menjadi jembatan komunikasi kita yang tidak pernah putus. Jangan salah menafsirkan doa ku sebagai wujud rindu karena rindu ku hari ini bisa saja menguap seiiring waktu menghapus kenangan mu, namun tidak dengan nama mu dalam doa ku. Ini tidak bohong. (Nb: begitukan caramu biasanya meyakinkan ku)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar